Minggu, 02 Juni 2013

MEMORIA PASSIONIS DI CERITAKAN KEMBALI OLEH MKC-PAPUA MEDIA

MEMORIA PASSIONIS
MENYELAM SEJARAH SUNYI BANGASA PAPUA
Di Ceritakan Kembali Oleh MKC-PAPUA Media.
…………….Jika kita tanpa prasangak mengunjungi pelosok-pelosok tanah Papua: Wamena, Paniai, Seluruh wilayah pegunungan tengah, Pegunungan Bintang, Mindiptana, Timika, Arso, Mamberamo dan seterusnya maka dengan mudah kita akan mendengar kisah-kisah sejarah penderitaan yang keluar dari mulut masyarakat biasa. Ingatan rakyat dengan tajam dan jernih mencatat rekaman peristiwa-peristiwa ini: “ Disungai ini kami punya bapa dibunuh; di lereng gunung itu dulu ada sejumlah kampung yang dikasih habis sama ABRI; dilapangan itu tete moyang kami dulu dipaksa untuk membakar koteka karena dianggap primitif; Gunung itu dulu kami punya, sekarang orang sudah kasih rusak kami punya mama; dulu kami gampang cari binatang di hutan tetapi sekarang kami tidak boleh masuk, karena katanya, milik perusahaan yang dilindungi UU negara; Kami punya anak-anak tidak bisa maju karena guru-guru disekolah hampir tidak ada. Susah dapat obat karena mahal; dsb,dst.
Cerita- cerita ini tidak pernah dibukukan, tetapi diwariskan dari turun-temurun dari generasi ke generasi. Nada dasar segala ungkapannya: Kami dinilai bukan manusia. Artinya kami tidak diperlukan sebagai manusia tetapi sebagai obyek: Obyek kebijakan Politik, Obyek Operasi Militer, Obyek pengembangan Ekonomi, Obyek turisme, dst. Kenyataan-kenyataan ini tersusun selama puluhan tahun dan menggelora sebagai sejarah bangsa Papua. Sejarah ini tidak pernah menjadi sejarah resmi bangsa yang diajarkan di sekolah-sekolah. Rangkaian peristiwa ini hanya menjadi bagian dari ingatan kolektif bangsa Papua.Ingatan itulah yang diwariskan turun-temurun, yang berarti juga pewarisan trauma korban. Seorang teolog: Johan Baptist Metz pernah melukiskan bobot ingatan akan sejarah ini dengan memakai istilah “Memoria Passionis” ialah ingatan penderiataan. Memoria passionis ini  bagaikan magma yang tersembunyi dari pandangan mata biasa tetapi menyimpan energi laten yang dasyat dan siap menjungkir-balikkan status quo yang ada. (J.Budi Hermawan & Theo van den Broek)
Dr.Benny Giay,2000.Menuju Papua Baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar